Follow Me @lisna_dwi

June 05, 2016

Padang Mangateh Rancak!



Assalamu'alaikum wr wb,

Padang Mangateh rancak! Apaan tuh? Padang Mangateh dalam bahasa Minang atau diterjemahkan menjadi Padang Mengatas dalam Bahasa adalah sebuah Unit Pelaksana Teknis Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan yang berperan untuk menghasilkan bibit ternak sapi potong unggul, yang berlokasi di kecamatan Luhak Kabupaten Lima Puluh Kota, Payakumbuh, propinsi Sumatera Barat. Rancak bahasa Minang yang berarti bagus. Saya kan gini-gini orang Minang dari pernikahan, hahaha. Jadi kalo cuma rancak bana atau tambo cie mah bisa, hihihi. >_< Mungkin banyak yang belum tau soal ini, saudara yang tinggal di sana dan sering bolak-balik kampung pun banyak yang belum tau soal ini. Alhamdulillah saya yang cuma sesekali ke ranah Minang bisa mengunjungi New Zealand-nya Sumatera Barat ini. Apaaaah New Zealand-nya Sumbar? How come?

Naya berlarian dengan saudara seumuran



Seperti yang saya sebut sebelumnya, Padang Mangateh yang saya maksud adalah sebuah peternakan sapi untuk menghasilkan bibit ternak sapi potong unggul di lahan seluas kurang lebih 300 hektar. Woooow.. Menurut cerita dari salah satu kerabat, peternakan Padang Mangateh ini dibangun oleh Belanda pada tahun 1916. Dan saat itu bukan hanya untuk mengembangkan bibit unggul sapi, tapi hewan ternak lain seperti kuda, domba, ayam bahkan babi. Padang Mangateh bahkan turut menjadi saksi sejarah pergolakan Republik Indonesia pasca kemerdekaan hingga saat reformasi. Dalam kurun waktu 1958 –1961 terjadi pergolakan PRRI, dan lokasi Padang Mangateh dijadikan sebagai basis pertahanan PRRI sehingga Padang Mangateh rusak berat. Setelah masa kelam tersebut, Padang Mangateh bangkit kembali hingga akhirnya pada zaman reformasi turunnya Presiden Soeharto kembali menjadi sasaran penjarahan penduduk sekitar. Hingga baru kembali dapat dikuasai seluruhnya oleh pemerintah pusat pada tahun 2012. Tentang latar belakang Padang Mangateh bisa juga dibaca di sini.

Kawanan sapi sedang merumput di kejauhan




Bukit latar belakang padang rumput

Padang Mangateh sebenarnya saat ini tidak dibuka untuk umum. Karena bantuan seorang kerabat, saya dan keluarga bisa mengunjungi dan masuk ke dalam. Pengunjung umum bisa masuk dan melihat-lihat asalkan sudah mengajukan izin terlebih dahulu dengan melengkapi form di link ini. Hingga akhir tahun 2015, tempat ini dibuka untuk umum. Hanya saja jeleknya masyarakat kita ni ya, buang sampah dimana-mana, bikin lingkungan sekitar kotor dan sapi-sapi menjadi stress. Akibatnya banyak sapi yang mati, huhuhu. Sapi yang ada di sini adalah sapi unggulan dan didatangkan dari Benggala, India. Belakangan, sapi asli Sumatera Barat yang terancam punah pun turut dikembangbiakan di peternakan ini.



Naya bersama kakek nenek




Terus kenapa disebut sebagai New Zealand-nya Sumbar? Karena di 300 hektar Padang Mangateh terhampar padang rumput hijaaaaaau dengan sapi-sapi gemuk sehat seperti yang ada di peternakan yang ada di New Zealand. Saat ini ada 1500 sapi, coba aja bandingkan dengan luasnya lahan. Prinsip hewan ternak yang sehat dan berkualitas dengan cara dilepas di padang rumput luas cocok banget sama pola yang diterapkan di sana. Jadi, kalo biasa lihat foto padang rumput luas di luar negeri dengan sapi-sapi gemuknya, itulah yang akan kita lihat di Padang Mangateh. Subhanallah. Padang tempat sapi-sapi itu merumput juga dikelola dengan sangat seksama. Padang rumput yang sudah habis akan kembali diremajakan, diberi pupuk dan didiamkan sampai rumput barunya tumbuh. Demikian seterusnya. Belum lagi pemandangannya yang berlatar bukit hijau. Jangankan si sapi, kami aja betah berlama-lama di sana, hahaha. Tapi saat itu ngga bisa ambil gambar gerombolan sapi yang sedang merumput, karena mereka merumput jauh di tengah padang rumput.









Masih menurut kerabat kami yang bekerja di sana, semua sapi di sana bersertifikat dan dijamin kesehatannya. Bahkan tiap sapi diketahui silsilahnya! Keren banget yaaaa.. Masyarakat juga bisa membeli bibit sapi di sini lho. Harga memang lebih mahal, tapi kualitas dan kesehatannya sudah pasti terjamin. Ngga perlulah beli bibit sapi di luar negri. Harga bibit sapi pejantan lulusan Padang Mangateh hanya seperempat dari bibit sapi impor, padahal kualitasnya sama. Nah, bayangin deh bisa hemat berapa. Saya dan suami si bahagia bener ke Padang Mangateh, Naya pun sama. Sayangnya kami ngga bisa lama-lama di sana karena ada jadwal lain menanti. Semoga lain kali bisa ke sana lagi. Inshaa Allah. Yang berkunjung ke Sumatera Barat boleh lho dicoba mengajukan izin masuk dan saksikan sendiri keindahannya.










Love you, life. :D

Wassalamu'alaikum wr wb.

26 comments:

  1. Aah enak bangeeet tempatnyaaa :D. Tp emg yah kadang kl dibuka buat umum malah suka jadi kotor dan banyak sampah

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mia : iya enak miaaa. Iya sayang bgt, krn bikin sapinya stress jadi terpaksa ditutup.

      Delete
  2. Serunya mam, si sapi nya gemesin banget minta dijadiin model iklan lisnatuljannah 😁😁😁

    ReplyDelete
    Replies
    1. Anggi : Iya ginuk2 genduuuut.. Aku yg figurannya yg ada, sapinya pemeran utama,hahaha.

      Delete
  3. kebanyakan sapi impor ya yang jadi bibitnya

    ReplyDelete
  4. Tira : awalnya memang demikian mba, menggunakan sapi Benggala. Tapi beberapa tahun belakangan mulai dikembangbiakan juga sapi asli Sumatera Barat. :D

    ReplyDelete
  5. Naya cantiiik, pake helow kitty...
    Suami jg orang Padang *tos* tapi waktu pulkam ke Padang belum pernah liat peternakan sapi kayak gini hihihihi...

    ReplyDelete
  6. Sandra : mamaci tanteeee... Toss dong ah. Jangankan perantau san, yang tinggal di sana aja banyak yang ngga tau, hahaha.

    ReplyDelete
  7. poto-potonya keluarga bahagia banget sih sisterr..

    tempatnya enak banget ya, banyak sapi berkeliaran, btw si naya takut nggak sama sapi?

    ReplyDelete
  8. Aie : semacam keluarga cemara boooo, hahaha. Kalo agak jauh ngga takut, klo deket banget mah takut juga, hahaha

    ReplyDelete
  9. Err geram sangat yang buang sampah seenaknya di sana, sampai sapinya stress gitu.
    Kayaknya mah bukit2 padang bagus2 yaa. Apalagi di sana ya, sepi pengunjung. Perlu ke sana kayaknya kalau ke sumbar. Aku kan suka yang sepi2. Hehe

    ReplyDelete
  10. Idhan : nah bbrp bulan sebelumnya kirim permintaan masuk dhan biar bisa bisa eksplor kesana. Karena di sana kan sebenernya tertutup untuk umum. Iya klo mau liat yg berbukit bagus jg ke lembah harau.

    ReplyDelete
  11. Onde mandee..
    rancak banaa rumpuiknyoooo... sapinyooo..

    indak tau do di kampuang awak ada NZ ala ala.. :D

    ReplyDelete
  12. Ola: iyo uni, bakunjuang ka Mangateh biar tau ado sapi gadang-gadang. Hahahahaha.. ola ih komennya bikin ngakak. Berasa lagi roaming pas pulang ke kampung. :))

    ReplyDelete
  13. Hahaha..duh sesungguhnya bingung mau pake identity apa pas nulis komen... kalo pake name/url eh foto imut gue gak muncul yaa.. hiks.. Mending pake google account deh..:D *gaknyambung *biarin

    ReplyDelete
  14. Ola : bahahaha, baru muncul fotonya yg imut tuh la. Mungkin diganti foto muka la, biar lebih gadaaang. :)))

    ReplyDelete
  15. Duh ya ampun gemes bangeeeeet! Bagus ya pemandangannyaaa sukak ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya pemandangannya bagus mba putriii.. Sapinya gemesin, hahaha.

      Delete
  16. keren...cocok nih jadi new zealand nya sumbar

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mak keren memang. Tepat banget kalo disebut NZ-nya Sumbar, hehehe.

      Delete
  17. Saya orang Padang dan baru tahu newziland Sumatera Barat ini. Jadi saya ini Padang kurang piknik. Kapan-kapan kalau balik kampung pengen juga main ke sini :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Piknik lah kak ke sana, baguuus.. hehehe.

      Delete
  18. wah luas juga ya padang rumputnya :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya luas bangeeet..Dan udaranya segar.

      Delete
  19. Waaahhh luas banget dan foto fotonya seru. Sayang ga dibuka untuk umum.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bisa ko, asal mengajukan izin terlebih dahulu.

      Delete