Diet Demi Body Image Positif, Why Not?!
Lisna Dwi Ardhini
February 23, 2016
18 Comments
Assalamu'alaikum wr wb,
Musim hujan begini biasanya gampang banget ni kena godaan indomie rebus plus cabe rawit. Atau teh manis panas dipaket sama pisang goreng yang fresh from penggorengan alias masih anget. Oohh atau semangkok bakso dengan kuah pedas ditemani olehpujaan hati teh botol. *glek* Bayanginnya aja udah bikin terbit air liur ini, hehehe. Dan biasanya si cuaca adalah salah satu saja dari sekian panjang list excuse untuk makan banyak dan makan apa aja. Makan itu seringkali jadi excuse buat yang lagi stress, yang lagi banyak pikiran, yang lagi butuh booster ASI etc, etc. Dan buat beberapa orang sebut saja namanya lisna a moment on the lips, forever on the hips itu valid adanya. Kemudian akibat kurang kontrol dan kebanyakan excuse tadi, akhirnya mengalami yang namanya overweight. Overweight saya cukup parah si, selain dampaknya sama kesehatan juga sampai bikin minder. And yes, I once looked negatively on my body image.
Ngomong-ngomong soal body image, saya sempat mengalami ketidaknyamanan akan bentuk tubuh saya sendiri saat masih kelebihan berat badan. Selama hamil saya mengalami kenaikan berat badan yang signifikan, 22 kg. Dari yang biasanya berkisar 58 kg, menjadi 80 kg saat hamil 9 bulan. Woow.. Jangan ditanya beratnya ya, berat banget, hehehe. Selepas melahirkan dan kemudian masuk kantor, berat badan saya tinggal 7 kg lagi menuju bb ideal saya. Tapi kemudian saya permisif sama kebanyakan excuse. Hingga puncaknya bb saya mencapai 76 kg beberapa bulan lalu. Fiuuuuh...
Sebenarnya sudah banyak teman atau keluarga yang bilang saya gendutan, gemuk banget, subur, lebih montok, you name it lah. Saya kadang masih agak cuek karena suami ngga mempermasalahkan dan memang melarang saya diet sampai anak kami 2 tahun dan selesai menyusui. Yang bikin sedih itu kalo mulai cari baju karena baju yang lama banyak yang ngga muat. Atau waktu bercermin dan melihat badan saya ko montok amat, hahaha. Beberapa kali belanja bareng suami, dan ambil beberapa potong baju untuk dicoba dan begitu keluar kamar pas pasti saya manyun karena semua baju ngga muat, hahaha. Begitu juga kalo saya browsing mau coba belanja online. Ukuran saya pasti musuhan sama umumnya ukuran online shop. Jadi kadang ni saya buka HijUp dan coba cari-cari yang saya butuh. Ada yang saya taksir, tapi terus lihat ukurannya ngga bisa buat saya. Sakitnya tuh di siniiii.. *tunjuk paha, lengan, perut, pinggang, dada, pundak*
Mungkin bagi sebagian orang mempunyai tubuh dengan size plus plus bukanlah suatu masalah dan mereka pede-pede aja, that's totally fine. In fact, I envy you. Toh banyak teman dan bahkan mama saya masih pede dengan bentuk tubuhnya. Tapi, menurut saya overweight bukan hanya semata soal bentuk tubuh secara visual. Kalo di saya, overweight dan masalah obesitas juga mengganggu kesehatan saya. Makin berat tubuh saya, makin saya merasakan kalo tubuh saya jadi kurang fit dan lebih gampang sakit. Jadi kombinasi antara ketidakpedean, ketidaknyamanan dan tidak fitnya saya mendorong saya untuk menjalani program diet dimulai ketika anak saya sudah berusia 2 tahun (baca di sini). Program diet yang saya pilih pun saya putuskan setelah saya banyak mempelajari berbagai jenis diet dan bertanya ke beberapa teman yang pernah melakukan diet sebelumnya.
Ingin meluruskan sedikit ya dear soal menjalani program diet. Diet sebenarnya bukan hanya bertujuan untuk menurunkan berat badan atau untuk menjadi lebih kurus. Diet (atau dieting) lebih dari itu.
Mengatur diet sebenarnya selain untuk menurunkan berat badan, juga untuk menjaga atau menambah berat badan. Dan idealnya program diet juga diimbangi dengan olahraga. Caranya? Ada banyak banget caranya, misalnya diet berdasarkan golongan darah, diet pisang, diet mayo, diet sesuai dengan anjuran Rasulullah swt, etc. Menurut saya semua sah-sah saja, asal dilakukan dengan benar dan tidak mendzalimi diri sendiri. Kenapa saya bilang mendzalimi diri sendiri, karena ada kalanya orang menafsirkan diet itu dengan tidak makan, dengan makan sangat sedikit dan mengurangi asupan nutrisi tertentu atau sebaliknya dengan banyak makan atau terlalu banyak olahraga. Tak sedikit orang yang mencibir, ngapain si susah-susah diet, hidup tuh harus dinikmati. Setuju sekali soal hidup harus dinikmati. Tapi buat saya, enaknya menikmati hidup itu kalo saya sehat, merasa nyaman dan percaya diri. Buat saya si jadi makin susah kalo tau saya overweight dan kurang fit, tapi terus ngga diet, terus makin ngga pede dan malah jadi ngga sehat. Dan kalo result dari diet demi image tubuh yang lebih positif, ya kenapa engga?! No pain, no gain, darling.
Tapi semuanya kembali ke diri sendiri ya, dear. Kalo memang sudah nyaman dengan kondisi sekarang, dan tidak memiliki masalah kesehatan apapun, keep it that way and be thankful. Dan kalo dengan kondisi sekarang sudah bisa pakai rok kayak di bawah ini, ngga usah diet buat ngurangin berat badan kali yaaaaaaa, hihihi.
Tulisan ini diikutsertakan pada HijUp Blog Competition yang diselenggarakan oleh HijUp dan HijUp Magazine.
Love you, Life. :D
Wassalamu'alaikum wr wb.
Musim hujan begini biasanya gampang banget ni kena godaan indomie rebus plus cabe rawit. Atau teh manis panas dipaket sama pisang goreng yang fresh from penggorengan alias masih anget. Oohh atau semangkok bakso dengan kuah pedas ditemani oleh
Link sumber |
Ngomong-ngomong soal body image, saya sempat mengalami ketidaknyamanan akan bentuk tubuh saya sendiri saat masih kelebihan berat badan. Selama hamil saya mengalami kenaikan berat badan yang signifikan, 22 kg. Dari yang biasanya berkisar 58 kg, menjadi 80 kg saat hamil 9 bulan. Woow.. Jangan ditanya beratnya ya, berat banget, hehehe. Selepas melahirkan dan kemudian masuk kantor, berat badan saya tinggal 7 kg lagi menuju bb ideal saya. Tapi kemudian saya permisif sama kebanyakan excuse. Hingga puncaknya bb saya mencapai 76 kg beberapa bulan lalu. Fiuuuuh...
Sebenarnya sudah banyak teman atau keluarga yang bilang saya gendutan, gemuk banget, subur, lebih montok, you name it lah. Saya kadang masih agak cuek karena suami ngga mempermasalahkan dan memang melarang saya diet sampai anak kami 2 tahun dan selesai menyusui. Yang bikin sedih itu kalo mulai cari baju karena baju yang lama banyak yang ngga muat. Atau waktu bercermin dan melihat badan saya ko montok amat, hahaha. Beberapa kali belanja bareng suami, dan ambil beberapa potong baju untuk dicoba dan begitu keluar kamar pas pasti saya manyun karena semua baju ngga muat, hahaha. Begitu juga kalo saya browsing mau coba belanja online. Ukuran saya pasti musuhan sama umumnya ukuran online shop. Jadi kadang ni saya buka HijUp dan coba cari-cari yang saya butuh. Ada yang saya taksir, tapi terus lihat ukurannya ngga bisa buat saya. Sakitnya tuh di siniiii.. *tunjuk paha, lengan, perut, pinggang, dada, pundak*
Blouse By Ria Miranda yang dulu pasti ngga muat di saya :)) |
Mungkin bagi sebagian orang mempunyai tubuh dengan size plus plus bukanlah suatu masalah dan mereka pede-pede aja, that's totally fine. In fact, I envy you. Toh banyak teman dan bahkan mama saya masih pede dengan bentuk tubuhnya. Tapi, menurut saya overweight bukan hanya semata soal bentuk tubuh secara visual. Kalo di saya, overweight dan masalah obesitas juga mengganggu kesehatan saya. Makin berat tubuh saya, makin saya merasakan kalo tubuh saya jadi kurang fit dan lebih gampang sakit. Jadi kombinasi antara ketidakpedean, ketidaknyamanan dan tidak fitnya saya mendorong saya untuk menjalani program diet dimulai ketika anak saya sudah berusia 2 tahun (baca di sini). Program diet yang saya pilih pun saya putuskan setelah saya banyak mempelajari berbagai jenis diet dan bertanya ke beberapa teman yang pernah melakukan diet sebelumnya.
Ingin meluruskan sedikit ya dear soal menjalani program diet. Diet sebenarnya bukan hanya bertujuan untuk menurunkan berat badan atau untuk menjadi lebih kurus. Diet (atau dieting) lebih dari itu.
Dieting is the practice of eating food in a regulated and supervised fashion to decrease, maintain, or increase body weight. In other words, it is conscious control or restriction of the diet. Dieting is often used in combination with physical exercise to lose weight, commonly in those who are overweight or obese. Some people, however, follow a diet to gain weight (usually in the form of muscle). Diets can also be used to maintain a stable body weight. (Dieting, Wikipedia)
Mengatur diet sebenarnya selain untuk menurunkan berat badan, juga untuk menjaga atau menambah berat badan. Dan idealnya program diet juga diimbangi dengan olahraga. Caranya? Ada banyak banget caranya, misalnya diet berdasarkan golongan darah, diet pisang, diet mayo, diet sesuai dengan anjuran Rasulullah swt, etc. Menurut saya semua sah-sah saja, asal dilakukan dengan benar dan tidak mendzalimi diri sendiri. Kenapa saya bilang mendzalimi diri sendiri, karena ada kalanya orang menafsirkan diet itu dengan tidak makan, dengan makan sangat sedikit dan mengurangi asupan nutrisi tertentu atau sebaliknya dengan banyak makan atau terlalu banyak olahraga. Tak sedikit orang yang mencibir, ngapain si susah-susah diet, hidup tuh harus dinikmati. Setuju sekali soal hidup harus dinikmati. Tapi buat saya, enaknya menikmati hidup itu kalo saya sehat, merasa nyaman dan percaya diri. Buat saya si jadi makin susah kalo tau saya overweight dan kurang fit, tapi terus ngga diet, terus makin ngga pede dan malah jadi ngga sehat. Dan kalo result dari diet demi image tubuh yang lebih positif, ya kenapa engga?! No pain, no gain, darling.
Tapi semuanya kembali ke diri sendiri ya, dear. Kalo memang sudah nyaman dengan kondisi sekarang, dan tidak memiliki masalah kesehatan apapun, keep it that way and be thankful. Dan kalo dengan kondisi sekarang sudah bisa pakai rok kayak di bawah ini, ngga usah diet buat ngurangin berat badan kali yaaaaaaa, hihihi.
Beautiful skirt by Ria Miranda |
Before - After |
Love you, Life. :D
Wassalamu'alaikum wr wb.